First Principle Thinking | Berpikir ala Elon Musk dan Sokrates

Jurnal Stoiv
6 min readDec 14, 2023

--

Photo by SpaceX on Unsplash

Elon Musk and SpaceX

Elon musk berencana ingin mengirim manusia ke Mars, pada tahun 2012 Musk memulai upaya untuk mengirim roket pertamanya ke Mars, sebuah ide yang pada akhirnya akan menjadi perusahaan pesawat luar angkasa yang bernama SpaceX.

Dalam mewujudkan idenya Musk mulai mengunjungi beberapa perusahaan pembuat pesawat luar angkasa di dunia, dalam perjalanannya ia langsung menghadapi tantangan yang besar, Musk menemukan bahwa biaya untuk pembelian roket sangatlah mahal — hingga $65 juta. Mengingat mahalnya harga pembelian roket, ia mulai memikirkan jalan keluar dari permasalahannya. .

Alih-alih membeli roket yang sudah jadi seharga puluhan juta dollar, Musk memutuskan untuk mendirikan perusahaannya sendiri, membeli bahan mentah dengan harga murah, dan membuat roketnya sendiri, yaitu Spacex.

Dalam wawancaranya, Musk berkata “I tend to approach things from a physics framework, physics teaches you to reason from first principles rather than by analogy. So I said, okay, let’s look at the first principles. What is a rocket made of? Aerospace-grade aluminum alloys, plus some titanium, copper, and carbon fiber. Then I asked, what is the value of those materials on the commodity market? It turned out that the materials cost of a rocket was around two percent of the typical price.”

“Saya cenderung melakukan pendekatan dalam kerangka fisika, fisika mengajarkan Anda untuk bernalar dari prinsip pertama (first principles) bukan dengan analogi. Jadi saya bilang, oke, mari kita lihat dari prinsip pertama. Roket terbuar dari apa? Aerospace-grade aluminum alloys, ditambah beberapa titanium, tembaga, dan serat karbon. Lalu saya bertanya, berapa nilai bahan-bahan tersebut di pasaran? Ternya biaya bahan baku sebuah roket adalah sekitar dua persen dari harga biasanya.”

Apa yang dilakukan oleh Elon Musk adalah konsep bernalar berdasarkan first principle (prinsip pertama). First principle yaitu mengurai suatu proses ke bagian-bagian yang paling dasar.

Mari kita bahas apa itu first principle thinking?

Photo by Jonathan Cosens Photography on Unsplash

Definisi First Principle Thinking

First Principle Thinking atau bisa juga diartikan “reasoning from first principle” — penalaran dari prinsip pertama. First principle adalah sebuah ide untuk memecahkan masalah yang rumit menjadi elemen-elemen dasar dan menyusunnya kembali dari awal. Penalaran ini menghilangkan ketidak jelasan dalam sebuah asumsi, sehingga yang tersisa hanyalah hal-hal yang penting. Prinsip ini mempertanyakan setiap asumsi yang kita pikirkan tentang suatu masalah, kemudian menciptakan solusi baru, ini adalah salah satu cara terbaik untuk menemukan solusi kreatif terhadap masalah yang rumit.

Lebih dari dua ribu tahun yang lalu, Aristoteles mendefinisikan first principle sebagai “dasar pertama yang menjadi dasar untuk mengetahui seuatu.” “the first basis from which a thing is known.”

First principles thinking juga dapat dikatakann “berpikir layaknya seorang ilmuwan.” Para ilmuwan tidak berasumsi apapun tanpa memepertanyakannya kembali. Mereka memulai dengan pertanyaan seperti, Apa yang benar-benar kita yakini itu benar? Apa buktinya?

First Principle, membuka potensi kreativitas kita, berpindah dari linear menuju non-linear.

Kekuatan sebenarnya dari first principle thinking adalah berpindah dari perbaikan bertahap menuju ke kemungkinan-kemungkinan.

Tantangan dalam berpikir First Principle Thinking

Kencenderungan manusia adalah meniru segala hal merupakan hambatan umum dalam berpikir first principle thinking, sehingga kita lebih mengandalkan pemikiran sebelumnya yang sudah ada dan mencontohnya, yang padahal contoh sebelumnya belum tentu lebih baik dalam menyelesaikan masalah saat ini.

Photo by Mehdi MeSSrro on Unsplash

Ketika kebanyakan orang membayangkan tentang masa depan, mereka cenderung hanya membayangkan bentuk yang ada pada saat ini daripada membayangkan bagaimana fungsinya.

Misalnya, ketika seseorang mengkritik kemajuan teknologi, dan bertanya, “Dimana mobil terbangnya?”

Seorang ilmuwan menjawab, “Kami punya mobil terbang, dan kami memanggilnya pesawat terbang”. Orang yang menanyakan pertanyaa itu terlalu fokus pada bentuknya sehingga mengabaikan fungsinya.

Berhati-hatilah dengan ide sebelumnya karena pemikiran sebelumnya sering kali kita terima tanpa mempertanyakannya kembali, setelah diterima, hal-hal tersebut menjadi batasan bagi kreativitas untuk berkembang.

Cara mengembangkan kemampuan First Principle Thinking

Ada beberapa cara dalam mengembangkan kemampuan first principle thinking, diantaranya adalah:

Photo by Kenny Eliason on Unsplash

Socratic Questioning

Socratic questioning atau pertanyaan sokrates dapat digunakan untuk memperkuat dalam menganalisa. Ini adalah disiplin dalam proses bertanya, digunakan untuk membuktikan kebenaran, mengungkap asumsi dasar, dan memisahkan pengetahuan dari ketidaktahuan. Perbedaan utama dari socratic questioning dan normal diskusi adalah bahwa socratic questioning berpuya untuk menaraik prinsip-prinsip dasar secara sistematis.

Socratic questioning pada umumnya mengikuti proses berikut:

  1. Memperjelas apa yang kita pikirkan dan menjelaskan asal mula dari ide tersebut (Mengapa saya berpikir demikian? Apa sebenernya yang saya pikirkan?)
  2. Menantang asumsi (Bagaimana saya tahu bahwa ini benar? Bagaiman jika saya berpikir sebaliknya?)
  3. Mencari bukti (Bagaimana cara mendukungnya? Apa sumbernya?)
  4. Mempertimbangkan perspektif alternatif (Apa yang mungkin dipikirkan orang lain? Bagaimana saya tahu bahwa ini benar?
  5. Meneliti konsekuensi dan implikasinya (Bagaimana jika saya salah? Apa konsekuensinya jika saya salah?)
  6. Mempertanyakan pertanyaan awal (Mengapa saya berpikir demikian? Apakah saya benar? Kesimpulan apa yang dapat saya ambil dari proses penalaran tersebut?)

Proses ini menghentikan kita dari mengandalkan naluri dan membatasi respons emosional dalam mengambil keputusan. Proses ini membantu kita untuk membangun pondasi yang bertahan lama.

Photo by Evan Dennis on Unsplash

Five why

Five why ini adalah mengupas sebuah masalah hingga ke bagian yang tidak bisa lagi ditanyakan dan mendapatkan jawaban yang paling dasar dari masalah. Konsep five why ini sebenarnya sering dan sudah pernah dilakukan saat kanak-kanak.

Berikut contoh unik dari teknik Five Why.

“Sekarang waktunya kita untuk menggosok gigi dan bersiap untuk tidur”

“Kenapa kita harus menggosok gigi?”

“Karena kita perlu menjaga tubuh kita, dan dibutuhkan untuk tidur.”

“Kenapa kita butuh tidur?”

“Karena kita akan meninggal kalo kita tidak pernah tidur.”

“Kenapa itu bisa membuat kita meninggal?”

“Saya tidak tahu, aya kita cari tahu.”

Anak-anak mencoba untuk mengerti mengapa orang dewasa berkata tentang itu atau kenapa orang dewasa melakukan itu.

Dengan mempertanyakan terus menurus itu dapat membantu kita dalam mengurai dan menemukan solusi dari masalah sampai kebagian dasarnya.

Photo by Tesla Fans Schweiz on Unsplash

Elon Musk’s three steps.

Elon Musk telah menjadi contoh yang baik dalam penggunaan konsep first principle thinking. Faktanya banyak inovasinya merupakan hasil pemecahan masalah dengan menggunakan first principle thinking. Ini adalah tiga langkah yang dilakukannya.

  1. Identifikasi dan tentukan asumsi saat ini.
  • Mengembangkan bisnis akan memakan biaya yang terlalu mahal

2. Pecahkan masalah menjadi prinsip-prinsip fundamental (dasar).

  • Apa yang perlu saya perlukan untuk mengembangkan bisnis?
  • Apakah saya perlu menjual produk atau layanan?
  • Apakah perlu mengeluarkan modal banyak untuk menjual ke pelanggan baru?
  • Dapatkah saya mengakses pelanggan baru dengan biaya murah?
  • Siapa yang mempunyai akses ini?
  • Bagaimana mencipatakan kesempatan yang saling menguntukngkan?

3. Ciptakan solusi baru.

  • Saya dapat bermitra dengan bisnis lain yang melayani pelanggan yang dan membagi keuntungannya.
Photo by Sigmund on Unsplash

Conclusion

Bernalar dengan first principle sangat berguna ketika kamu:

  1. Melakukan sesuatu untuk pertama kalinya
  2. Berhadapan dengan hal yang kompleks
  3. Mencoba untuk memahami sebuah situasi atau masalah yang sedang dihadapi

Dengan first principle cara kamu berpikir akan menjadi lebih baik ketika berhenti untuk membuat asumsi yang tidak mendasar dan jangan biarkan orang lain mempengaruhi dirimu dengan hal yang tidak baik.

Berpikir dengan first principle adalah cara untuk menghilangkan penutup mata dalam memandang sebuah masalah, dan hal ini memungkinkan kita keluar dari sejarah dan kebijaksanaan yang tidak relevan dengan melihat kemungkinan yang akan terjadi.

First principle membantu kamu untuk mengumpulkan informasi dari bebagai disiplin ilmu untuk membuat ide dan inovasi baru. Di mulai dengan mendapatkan fakta, ketika kamu mempunyai pondasi dari fakta-fakta, kamu akan dapat membuat sebuah rencana untuk mengembangkan setiap bagian terkecil.

Point intinya adalah jangan pernah berhenti bertanya, tanyakan segala hal sampai menemukan solusi yang terbaik.

Sources:

https://www.readynorth.com/blog/what-is-first-principles-thinking#:~:text=Sometimes%20called%20%E2%80%9Creasoning%20from%20first,creative%20solutions%20to%20complicated%20problems.

https://jamesclear.com/first-principles

April 9, 2018, First Principle: The Building Blocks of True Knowledge

--

--