The Quiet Wars | Perang Melawan Diri

Jurnal Stoiv
4 min readNov 5, 2023

--

Photo by Nik Shuliahin 💛💙 on Unsplash
  • Frustasi pada keadaan diri

Hari ini saya merasa kalah, logika tak berjalan, dikalahkan oleh rasa frustasi dengan kehidupan, banyak kegundahan dalam diri, terutama yang saya lakukan seperti tidak berdampak postif terhadap masa depan yang ingin saya tuju. Saya hanya melakukan rutinitas yang menjemukan, kerja pulang, scrolling, nonton youtube dan membaca, bahkan apa yang saya baca seakan tidak memeliki dampak, kenapa seperti itu, karena saya merasa sebagai pecundang hari ini.

Tidak melakukan apa-apa, tidak memperbaiki apa-apa, hanya bangun tidur scrolling, bangun tidur dan scrolling, kepala pening sejak semalam sampai hari ini, entah kenapa apa penyebabnya, yang membuat diri ini semakin lemah dan menjadi pencundang.

Pekerjaan yang saya kerjakan serperti tidak menghasilkan dampak yang signifikan, Entah bagaimana caranya untuk keluar dari jebakan hidup ini, ini baru perihal kehidupan yang rumit, semuanya mempunyai masalah yang sama atau bahkan lebih besar, tapi bagaimana caranya dia bisa terbebas dari masalahnya.

  • Tentang kegundahan dari buku yang dibaca

Saya baca buku ini, buku itu, dengarkan podcast ini itu atau bahkan ceramah, entah kenapa hari ini tetap saja saya merasa frustasi dengan diri ini.

Hal-hal yang saya baca atau saya dengan seperti tidak ada pengaruhnya saat ini, saya saat ini hanya ingin diam, tanpa melakukan apa-apa, tapi untuk diam pun tidak bisa, karena kepala ini pening.

  • Merefleksikan diri

Setelah seharian di kamar, bergulat dengan diri sendiri, saya mencoba untuk menenangkan diri walau tidak berhasil dengan mudah, rasanya hanya ingin rebahan lagi-lagi dan lagi, sampai tertidur.

Waktu berlalu dan akhirnya saya merasa bosan sendiri dengan keadaan ini, akhirnya saya coba bangun, membuka laptop dan menulis jurnal ini. The Quiet Wars atau Perang Melawan Diri Sendiri.

Saya sangat memikirkan sesuatu dengan panjang, hampir segala yang saya lakukan berdasarkan rencana, misalkan ketika mau berangkat kerja, saya membuat estimasi waktu, jam berapa saya bangun, berapa lama mandi dan pakai baju, maksimal sudah berangkat jam berapa, karena jika melewati batas waktu maksimal ada kemungkinan masuk telat.

Porsi makan siang serta kombinasi makanan pun saya rencanakan, hal ini saya lakukan untuk mendapatkan hal yang pas.

Bahkan pemilihan pendidikan pun dari SD sampai Sekolah adalah pilihan diri sendiri, dan lain sebagainya hal-hal sepele pun terkadang saya rencanakan, tidak mau bertemu dengan siapa-siapun saya rencanakan. Semunya berdasarkan rencana dan bahkan banyaknya rencana yang menjadi masalah untuk diri sendiri.

Kerena pertimbangan rencana yang tidak matang atau mengorbankan diri sendiri. Banyak hal yang saya pikirkan akhirnya membuat saya lelah di penghujung minggu, yang sebagian orang hari weekend adalah waktunya untuk liburan bertemu kawan-kawan atau keluarga, tapi sebaliknya terjadi pada diri saya, saya terkadang memilih untuk menyendiri menenangkan pikiran dengan tidak melakukan apa-apa hanya bersantai tanpa melakukan yang membuat beban mental ini menjadi berat.

Seharian saya benar-benar diam tanpa berkata-kata apa, hanya mata dan pikiran ini yang tak pernah diam, sedikit-sedikit yang mencoba menjadi lebih dengan tenang dengan menuangkannya dalam tulisan ini yang saat ini anda baca.

  • Manfaat dari buku dan pelajaran hidup dari toko-tokoh

Ketika kondisi ini terjadi, bacaan buku serta pelajaran hidup dari tokoh-tokoh atau orang lain, seakan tidak memiliki dampak apa-apa. Namun ternyata saya salah besar setalah saya merefleksikan diri dan mencoba lebih tenang ternyata informasi-informasi yang saya dapatkan baik dari bacaan atau dari lingkungan, memiliki dapat yang sangat besar dalam pengontrolan emosi saya saat ini.

Dimulai dengan sadar dengan emosi yang saya rasakan, kemudian saya mencoba menyadari bahwa ada yang namaya dikotomi kendali, yaitu apa yang tidak bisa kendalikan dan yang bisa kita kendalikan. Serta tentang kesabaran Rasullah dalam menghadapi cacian baik secara fisik mau mental.

Dari bacaan juga mengajarkan, salurkan emosi atau idemu dalam tulisan itu akan membuatmu tenang dan sadar. Kemudian tenang thinking fast dan slow, yaitu sistem A yang bekerja berdasarkan Intusia dan Sistem B bekerja dengan lambat atau memiriksa kembali apa yang di pikirkan oleh sistem A.

Yang artinya bisa saja intuisi atau persepsi kita salah, oleh karena kita harus memeriksa kembali kebenarannya.

  • Kesimpulan

Akhirnya saya menyadari sendiri, hari ini emosi yang terjadi raya frustasi yang dialami saya biarkan saja bergerak secara liar didalam pikiran, biarkan dia puas dengan nafsunya dan lama-lama diapun akan lelah dan kalah.

Perang melawan diri seperti ini, pastinya pernah terjadi hampir di setiap orang yang berpikir, merasakan akan merasakan kelelahan mental dan fisik, sehingga memerlukan untuk istirahat dan melepaskannya sejenak.

Jika hal ini terjadi, kita perlu merefleksi diri kembali, dan merinci setiap benang-benang yang kusut dan menemukan benang merah sebagai inti dari permasalahannya.

Kita semua mempunyai masalah, dan setiap masalah tidak bisa dibandingkan. Yang perlu kita lakukan adala mencari jalan keluar dari setiap masalah itu.

--

--